KETERLIBATAN ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK
Prestasi anak di Sekolah menengah masih rendah dan belum ada
cara yang efektif untuk meningkatkannya. Keterlibatan orang tua diyakini dapat
meningkatkan prestasi. Dalam keluarga miskin, keterlibatan orang tua menjadi
berkurang karena orang tua mengalami stres tingkat tinggi, sehingga mereka
kurang dapat meningkatkan prstasi. Namun keluarga miskin yang mendapat dukungan
sosial, mereka dapat mengatasi stres keluarga dan mau terlibat untuk
menolong anak dalam membaca sehingga
Prestasi
mereka juga meningkat.
.
Nampaknya belum ditemukan cara yang efektif untuk melibatkan
orang tua dalam menolong meningkatkan prestasi. Belum banyak diteliti mengenai
faktor-faktor yang menentukan bagaimana cara melibatkan orang tua untuk
meningkatkan prestasi. Pemahaman terhadap faktor-faktor tersebut dapat
digunakan untuk mengembangkan intervensi yang efektif untuk meningkatkan
keterlibatan orang tua dalam menumbuhkan motivasi anak di keluarga
masing-masing. Kesulitan untuk melibatkan orang tua menjadi makin bertambah
pada keluarga dengan sosial ekonomi rendah. Krisis ekonomi, bencana alam dan
kerusuhan di beberapa daerah di Indonesia menambah jumlah keluarga miskin
sehingga mereka tersisih dari kehidupan kota dan tinggal di
kantong-kantongb kemiskinan. Mereka sering mengalami pertengkaran dalam masalah
keuangan keluarga sehingga mengalami stres tiap hari. Stres ini mkin bertambah
tinggi oleh stres kerja, tinggal di daerah kumuh, panas, bising dan sesak,
persoalan kegagalan pendidikan anak dan laju kelahiran anak yang sulit
dikendalikan. Tumpukan stres ini menyita dan membuang energi orang tua
untuk hal yang negatif dan perhatian mereka tidak terpusat untuk terlibat
menolong anak dalam memotivasi sehingga minat anak tidak tumbuh dan berkembang.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka secara berurutan akan dibahas mengenai
minat membaca anak, pendekatan stres lingkungan dan yang terakhir pengaruh
keterlibatan orang tua terhadap minat membaca anak ditinjau dari pendekatan
stres lingkungan.
Faktor personal adalah faktor-faktor yang ada dalam diri anak, yaitu meliputi
usia, jenis kelamin, inteligensi, kemampuan membaca, sikap dan kebutuhan
psikologis. Sedangkan faktor institusional adalah faktor-faktor di luar diri
anak, yaitu meliputi ketersediaan jumlah buku-buku bacaan dan jenis-jenis
bukunya, status sosial ekonomi orang tua dan latar belakang etnis, kemudian
pengaruh orang tua, guru dan teman sebaya anak
Menemukan ada perbedaan aktivitas orang tua dalam membimbing anak antara
keluarga dengan status sosial ekonomi tinggi dengan status sosial ekonomi
rendah. Orang tua dengan status sosial ekonomi tinggi memiliki harapan tinggi
terhadap keberhasilan anak di sekolah dan mereka sering memberi penghargaan
terhadap pengembangan intelektual anak. Mereka juga mampu menjadi model
yang bagus dalam berbicara dan aktivitas .
Orang tua dengan status sosial ekonomi rendah sering memberi contoh negatif
dalam berbicara, terutama saat mereka bertengkar karena keterbatasan
keuangan keluarga. Mereka juga jarang memuji anak ketika anak membaca, bahkan
orang tua memiliki pengharapan rendah terhadap keberhasilan sekolah anak
sehingga mereka tidak mau terlibat untuk membantu pekerjaan
rumah anak atau tugas sekolah yang lain. Akibat selanjutnya anak menjadi tidak
berprestasi di sekolah dan hal ini menambah tekanan keluarga ketika orang
tua dipanggil ke sekolah untuk mempertanggungjawabkan kegagalan
pendidikan anak. Nampak bahwa keluarga dengan status sosial ekonomi
rendah mengalami stres yang tinggi.
Faktor apa saja yang
mempengarui prestasi anak di sekolah menengah?
Ada
dua faktor yang mempengaruhi prestasi akademik seseorang, yaitu
faktorinternal/pribadi dan eksternal/lingkungan (Gage & Berliner, 1992;
Winkel, 1997).
Faktor
internal
a.Inteligensi
Taraf
inteligensi seseorang dapat tercermin dalam prestasi sekolahnya di semua mata
pelajaran Jadi, ada korelasi antara inteligensi dengan kesuksesan di sekolah.
Peserta didik dengan taraf inteligensi yang tinggi diharapkan dapat mencapai
prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan peserta didik yang memiliki taraf
inteligensi yang lebih rendah.
b.Motivasi
Gage
dan Berliner (1992) menjelaskan bahwa motivasi adalah sesuatu yang menggerakkan
individu dari perasaan bosan menjadi berminat untuk melakukan sesuatu. Tercakup
di sini adalah motivasi untuk mencapai kelulusan dan motivasi untuk melanjutkan
ke pendidikan yang lebih tinggi Sukadji (2000). Motivasi merupakan tenaga
dorong selama tahapan proses belajar yang berfungsi untuk (Sukadji, 2000):
1.Mencari dan
menemukan informasi mengenai hal-hal yang dipelajari
2.Menyerap informasi
dan mengolahnya
3.Mengubah informasi
yang didapat ini menjadi suatu hasil (pengetahuan,
perilaku, keterampilan, sikap, dan kreativitas.
Secara umum,
motivasi terbagi menjadi motivasi internal dan eksternal.
Motivasi internal mengacu pada diri sendiri, misalnya kegiatan belajar dihayati
dan merupakan kebutuhan untuk memuaskan rasa ingin tahu. Motivasi eksternal
mengacu pada faktor di luar dirinya. Siswa dengan motivasi eksternal akan
membutuhkan adanya pemberian pujian atau pemberian nilai sebagai hadiah atas
prestasiyangdiraihnya Kedua komponen ini bersifat kontekstual, artinya ada pada
seseorang sehubungan dengan suatu kegiatan yang dilakukan. Oleh karena itu
motivasi dapat berubah sesuai dengan waktu.Menurut McLelland dan Atkinson
(dalam Djiwandono, 2002), motivasi yang paling penting dalam psikologi
pendidikan adalah motivasi berprestasi, di mana seseorang cenderung
berjuang untuk mencapai sukses atau memilih suatu kegiatan yang
berorientasi untuk cenderung sukses
c.Kepribadian
Kepribadian
merupakan suatu organisasi yang dinamis dari sistem psikofisik seseorang yang
menentukan bagaimana individu dapat menyesuaikan diri secara unik dengan
lingkungannya. Kepribadian dapat berubah dan dimunculkan dalam bentuk tingkah
laku. Organisasi adalah hubungan antar traits yang selalu berubah dan
diwujudkan dalam bentuk traits-traits yang dominan. Sedangkan sistam psikofisik
adalah kebiasaan-kebiasaan, sikap-sikap, nilai-nilai, kepercayaan-kepercayaan,
keadaan emosi dan dorongan-dorongan. Sistem inilah yang akan mendorong
seseorang untuk menentukan penyesuaian dirinya sebagai hasil belajar atau
pengalaman
Faktor eksternal
a.Lingkungan
rumah
Lingkungan rumah
terutama orang tua, memegang peranan penting serta menjadi guru bagi anak dalam
mengenal dunianya. Orang tua adalah pengasuh, pendidik danmembantu proses
sosialisasi anak.. Termasuk juga sejauh mana keluarga mampu menyediakan
fasilitas tertentu untuk anak (televisi, internet, dan buku bacaan).
b. Lingkungan
sekolah
Menurut Ormrod
(2006) lingkungan sekolah yang baik adalah lingkungan yang nyaman sehingga anak
terdorong untuk belajar dan berprestasi. Ada beberapa karakteristik lingkungan
sekolah yang nyaman sebagai tempat belajar (Burstyn & Stevens dalam Ormrod,
2006) , yaitu:
1) Sekolah mempunyai
komitmen untuk mendukung semua usaha murid agar sukses baik dalam bidang
akademik maupun sosial.
2) Adanya kurikulum
yang menantang dan terarah
3) Adanya perhatian
dan kepercayaan murid serta orang tua terhadap sekolah
4) Adanya ketulusan
dan keadilan bagi semua murid, baik untuk murid dengan latar belakang keluarga
yang berbeda, beda ras maupun etnik
5) Adanya kebijakan
dan peraturan sekolah yang jelas. Misalnya panduan perilaku yang baik,
konsekuensi yang konsisten, penjelasan yang jelas, kesempatan menjalin interaksi
sosial serta kemampuan menyelesaikan masalah.
6) Adanya
partisipasi murid dalam pembuatan kebijakan sekolah
7) Adanya mekanisme
tertentu sehingga siswa dapat menyampaikan pendapatnya secara terbuka tanpa
rasa takut
Mempunyai
tujuan untuk meningkatkan perilaku prososial seperti berbagi informasi,
membantu dan bekerja sama
9) Membangun kerja
sama dengan komunitas keluarga dan masyarakat
10) Mengadakan
kegiatan untuk mendiskusikan isu-isu menarik dan spesial yang berkaitan dengan
murid
Sedangkan di kelas, sebaiknya kelas cukup besar dengan jumlah murid yang tidak
terlalu banyak sehingga guru dapat memonitor setiap siswa. Kelas yang baik
daproduktif adalah kelas yang nyaman secara tata ruang, memunculkan motivasi
internal siswa untuk belajar, kegiatan guru yang terarah serta kegiatan monitor
terhadap siswa .
KESIMPULAN
Sikap
usia anak sekolah menegah yang memiliki kecenderungan berubah-ubah
sehingga mereka kadang dalam keadaan yang baik untuk belajar karena mereka
merespon atau bereaksi secara positif dari apa yang mereka rasakan dari dalam
diri maupun luar dirinya. Seorang peserta didik sejolah menengah yang telah
mengetahui bakat dan kemampuannya pada bidang yang sedang dipelajarinya, maka
bakat itu akan mendukung proses belajarnya sehingga kemungkinan besar ia akan
berhasil. Serta Peran orang tua sangat penting dalam meningkatka prestasi
merek dan juda da beberap aktor eksternal juga dapat mendukung proses belajar
siswa Lingkungan sosial sekolah, seperti guru, administrasi, dan teman-teman
sekelas yang baik dapat mempengaruhi proses belajar seorang siswa, lingkungan
sekitar yang baik seperti kegiatan karang taruna, atau kursus yang dapat di
ikuti oleh siswa, bergaruh pada proses pembelajaran. Faktor instrumental
hardware, seperti gedung sekolah, alat-alat belajar, fasilitas belajar,
lapangan olah raga yang memadai dapat mempengaruhi kegiatan belajar untuk
meningkatkan otensi yang dimilikinya.(www.swing-art-production.blogspot.com)