Pengertian motivasi dan tipe motivasi

Posted by SWING ART PRODUCTION Sabtu, 24 November 2012 0 komentar

Mengembangkan Motivasi Anak Sejak Dini
Pengertian Motivasi dan Tipe Motivasi

Motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai daya penggerak yang ada di dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan.Motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan).
Mc. Donald menyatakan bahwa motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan di dahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan oleh Mc. Donald ini mengandung tiga elemen atau ciri pokok dalam motivasi, yakni motivasi itu mengawalinya terjadinya perubahan energi, ditandai dengan adanya feeling, dan dirangsang karena adanya tujuan.

Masalah Berkaitan dengan Motivasi
1. Motivasi padam atau tidak punya motivasi
Masalah ini biasanya terjadi bila anak merasa takut gagal, frustrasi karena prestasi tidak stabil, tidak memahami harapan orang lain (orangtua, guru, teman), rendah diri atau minder, masalah emosi (marah, sedih, benci), kurang perhatian dan kurang penghargaan.
Bentuk sikap dan perilaku pada anak dengan motivasi yang padam atau rendah antara lain : Menyerah / putus asa (“Ah….sekolah susah…gak enak, aku gak mau sekolah”) ; Menghindari tugas (“Nanti saja mengerjakan PRnya…aku mau main dulu) ; Mengejek anak lain yang punya motivasi (“Buat apa belajar, nanti tidak sempat main”) ; Melakukan hal lain untuk mencari perhatian (bermain, melawak) ; Merasa diri tidak kompeten (“Aku kan bodoh, jadi memang tidak bisa berhitung”) ; Agresif dan impulsif (“Sudah! Aku berhenti saja!”) ; Tidak mau mencoba walaupun sudah dirayu dan didorong (“Pokoknya aku tidak mau, tidak mau….!”)
2. Motivasi yang salah
Hal ini biasanya terjadi karena ajakan atau paksaan dari luar, sehingga anak melakukan sesuatu didasari oleh tujuan yang tidak jelas atau salah.Bila tidak segera diperbaiki, anak akan belajar memanipulasi tujuan demi tercapainya sesuatu.

Bentuk sikap dan perilaku anak yang mempunyai motivasi salah : Mengajak dan Memaksa orang lain melakukan hal yang tidak benar (“Ayo nyontek saja…. Daripada nilai jelek lalu kita tidak boleh bermain”) ; Berbohong (“Bilang saja kalau kita mau belajar, tapi nanti kita main dulu”) ; Memfitnah (“Bukan aku yang mencoreti buku tapi ada temanku yang menyuruh”)
3. Kesulitan menimbulkan motivasi anak
Bagi sebagian orangtua, menimbulkan motivasi anak bukanlah hal yang sulit, karena anak mereka memang memiliki keinginan besar untuk melakukan eksplorasi, mandiri, cerdas dan memiliki ambisi untuk mencapai sesuatu.Namun banyak orangtua mengalami kesulitan besar bahkan untuk membuat anak sedikit termotivasi untuk melakukan sesuatu. Berbagai upaya telah dilakukan misalnya memberi hadiah, menjanjikan sesuatu bila anak berhasil dan bahkan menghukum anak namun belum membuat sang anak termotivasi.
Anak yang acuh tak acuh (cuek) dan lebih senang menyendiri serta memiliki sifat dasar ‘pemberontak’ pada dasarnya tidak mudah termotivasi oleh hadiah maupun hukuman karena memiliki pola pikir yang berbeda dengan kebanyakan anak lain.
Strategi dan Kegiatan Untuk Menimbulkan Motivasi
Tantangan utama yang dihadpi orangtua dan guru adalah bagaimana menimbulkan motivasi intrinsik pada anak, sehingga anak akan dengan sendirinya termotivasi belajar hal baru, menyukai proses belajar itu sendiri dan mengetahui nilai atau hasil akhir yang akan dicapainya melalui kegiatan ini.
Anak akan termotivasi bila :
1. Anak merasa kompeten (mampu melakukan sesuatu)
Orangtua hendaknya membantu anak untuk meraih kompetensi dan tidak membiarkan anak mereka berjuang sendirian. Beri tantangan yang diyakini mampu diselesaikan anak, sehingga ia merasakan suatu keberhasilan. Secara bertahap beri tantangan yang lebih besar disertai dengan kepercayaan orangtua bahwa anak akan mampu menghadapinya (bila perlu temani anak dengan sepenuh hati). Untuk menjadi kompeten, anak perlu tekun berlatih dan tugas orangtua juga memberi keteladanan dalam hal ketekunan. Orangtua yang menunjukkan kemalasan tidak dapat membantu anak termotivasi untuk rajin dan berprestasi.
2. Anak mempunyai pilihan dan dapat mengendalikan apa yang ia pelajari
Anak dan orang dewasa sekalipun akan lebih merasa nyaman bila mereka mempunyai pilihan. Adanya pilihan akan membuat anak terlatih untuk membuat pertimbangan, pembandingan dan akhirnya mengambil keputusan. Keberanian untuk mengambil keputusan akan menimbulkan motivasi untuk mencapai tujuan dari pilihan tersebut. Contoh, anak mempunyai pilihan untuk belajar musik piano atau berenang. Orangtua membantu anak memberikan pertimbangan konsekuensi pilihan tersebut. Bila anak memilih untuk berenang, maka ia dipersiapkan untuk menjaga kondisi fisik dan diharapkan termotivasi untuk makan makanan bergizi.
3. Anak yakin akan kemampuan dirinya dan merasa mendapatkan dukungan dari orangtuanya.
Ketika orangtua terlalu sayang kepada anaknya, maka mereka cenderung mengontrol apa yang dirasakan baik bagi anak dan kurang mempertimbangkan bagaimana perasaan anak sendiri akan pilihan orangtuanya. Dukungan yang paling dibutuhkan anak adalah rasa percaya orangtua bahwa anak mampu melakukan apa yang ingin dilakukannya. Bila orangtua tidak menyetujui apa yang akan dilakukan anak, sebaiknya orangtua memberi kesempatan anak mencoba dan tidak menghakimi di awal. Ketika anak semisal tidak berhasil menyelesaikan, maka peran orangtua sangat penting untuk tidak menunjukkan kekecewaan, tetapi tetap menunjukkan optimisme agar anak tidak berhenti mencoba karena orangtua juga tidak akan berhenti memberikan dukungan. Berada bersama anak dalam perjuangan adalah hal yang sangat dibutuhkan anak untuk tetap termotivasi melakukan sesuatu yang sulit.
4. Ada perpaduan antara kepribadian, minat belajar, gaya belajar, proses berpikir dan tahap perkembangan anak
Dalam mengembangkan motivasi anak, orangtua dan guru penting mempertimbangkan kepribadian, minat, gaya belajar, proses berpikir dan tahap perkembangan anak itu sendiri. Sejalan dengan bertambahnya usia anak, maka minat mulai ikut mengambil peran dalam membangun motivasi. Minat anak dapat diobservasi dari ketertarikan anak melakukan sesuatu, intensitas dan frekuensi ia menghabiskan waktu untuk melakukan suatu hal. Namun perlu disadari bahwa minat besar tidak selalu menghasilkan prestasi, tetapi adanya minat membuat anak menyukai dan menyenangi aktivitas tertentu. Artinya, minat memiliki peran besar dalam menimbulkan emosi positif dan emosi positif inilah yang akan memperkuat motivasi. Bila orangtua memperhatikan bahwa anak mereka berminat pada hal tertentu, beri dukungan dan tantangan agar minat tersebut semakin berkembang dan upayakan anak memiliki kompetensi yang berhubungan dengan minat tersebut. Perkuat rasa percaya diri anak dengan memberikan motivasi ekstrinsik, namun terus pupuk minat ke arah yang benar dengan memberi keteladanan. Contoh : Anak menunjukkan minat musik dan vokal. Ia suka bernyanyi sambil menari. Orangtua dapat membelikan CD atau VCD sehingga anak bisa melihat gaya dan cara menyanyi yang baik. Ketika ada kesempatan, maka anak didorong untuk berani menampilkan kemampuannya. Orangtua menunjukkan antusiasme ketika mendampingi anak dan mengambil foto atau merekam penampilan anak. Kemudian secara gembira mengevaluasi penampilan anak serta meyakinkan anak hal positif apa yang sudah ia dapatkan (pengalaman tampil di depan orang lain, keberanian menunjukkan kemampuan, dll). rofxartpreneur (www.swing-art-production.blogspot.com)
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Pengertian motivasi dan tipe motivasi
Ditulis oleh SWING ART PRODUCTION
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke https://swing-art-production.blogspot.com/2012/11/v-behaviorurldefaultvmlo.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.

0 komentar:

Posting Komentar